ABI BAGLIM

GELISAH




Makan tak nikmat, tidur tak lelap, jiwaku seakan-akan digaruk oleh sesuatu yang sepele bagi orang lain tetapi sangat penting bagiku. Satu tahun aku menjalani hari-hari dengan buku dan terkurung di lingkungan belajar. Tidur, makan, siang dan malam telah aku korbankan untuk mendapat prestasi belajar.

Tapi, yang diusahakan berkhianat, yang diperjuangkan ingkar, hasil yang keluar setelah satu tahun aku lewati ternyata sangat mengecewakan. Terhina, itulah yang pertama kali muncul dipikiranku kala itu. Akan jadi apa aku dengan hasil yang sangat kecil, baru pertamakali ini aku berpikir